Peserta SNMPTN Susut karena Tak Semua Lulusan SLTA Melek Internet?

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Belum semua lulusan SLTA mahir menggunakan internet terutama yang berasal dari daerah-daerah terpencil, meski dewasa ini internet bukan lagi merupakan barang mewah.
"Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab mengapa tahun ini jumlah pendaftar calon mahasiswa yang mendaftar di SNMPTN sedikit mengalami penurunan. Karena mulai tahun ini pendaftaran SNMPTN sudah menggunakan sistem online," kata Rektor Universitas Negeri Medan Prof Syawal Gultom di Medan, Jumat.

Ia mengungkapkan hal itu menanggapi pertanyaan perihal menurunnya jumlah pendaftar SNMPTN di wilayah itu tahun akademik 2010/2011 ini.

Dilihat dari segi jumlah, kata dia, pada tahun ini jumlah peserta SNMPTN yang mendaftar di panitia lokal Unimed sedikit menurun.
Tahun ini jumlahnya hanya 17.954 orang, sementara tahun sebelumnya mencapai lebih dari 21 ribu orang ketika pendaftaran masih menggunakan sistem manual.

Namun meski demikian, lanjut dia, jika dilihat secara nasional Unimed menduduki peringkat ketiga terbanyak yang paling diminati calon mahasiswa di Indonesia melalui jalur SNMPTN.

Peringkat pertama yang paling tinggi peminatnya adalah Universitas Negeri Hasanuddin (Unhas) dengan jumlah 48.400 orang. Kemudian disusul Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (UNS) dengan jumlah peminat sebanyak 44.656 orang dan Unimed diperingkat ketiga dengan peminat sebanyak 44.635 orang.

Menurunnya jumlah peserta SNMPTN yang mendaftar di Unimed tahun ini, kemungkinan disebabkan adanya perubahan sistem pendaftaran dari manual ke online.

"Kemungkinan penggunaan sistem online ini belum semua calon peserta mampu menggunakannya. Ini bukti bahwa tidak semua lulusan SMA mahir menggunakan sistem online," katanya.

Namun, lanjut dia, hal ini merupakan suatu pekerjaan yang luar biasa, karena bisa mengedukasi orang secara massal untuk mampu menggunakan atau melek tekhnologi.

Dengan sistem online itu, pihaknya akan lebih bersemangat lagi untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi sistem online tersebut. "Karena saat penggunaan sistem online yang pertama kali ini, relatif tidak terlalu banyak masalah," katanya.
republika.co.id, 18 Juni 2010

Komentar